Video Wawancara Lama Zulkifli Hasan dan Harrison Ford Kembali Viral, Pemicu Diskusi Kritis tentang Deforestasi


Jakarta, 4 Desember 2025 — Di tengah sorotan publik terhadap serangkaian bencana banjir dan longsor di beberapa wilayah di Sumatera, sebuah potongan video lama yang menampilkan wawancara antara Zulkifli Hasan (Zulhas) yang saat itu menjabat Menteri Kehutanan RI (2009-2014) dengan aktor Hollywood dan aktivis lingkungan, Harrison Ford, kembali beredar luas di media sosial dan memicu perdebatan sengit.


Video yang diambil pada tahun 2013 sebagai bagian dari film dokumenter lingkungan Years of Living Dangerously ini menunjukkan momen-momen panas dan canggung ketika Ford mempertanyakan kebijakan Indonesia terkait deforestasi, khususnya di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau.


Momen Kunci yang Disorot Netizen Wawancara tersebut menjadi viral karena kontrasnya reaksi antara kedua tokoh:


Pertanyaan Kritis Ford: Harrison Ford, yang baru saja melihat langsung kerusakan hutan dan penebangan liar di Tesso Nilo, menyampaikan kritik tajam mengenai hilangnya hutan primer yang tersisa dan lemahnya penegakan hukum terhadap alih fungsi lahan ilegal, seperti perkebunan sawit.


Tanggapan Zulhas yang Kontroversial: Zulkifli Hasan menanggapi kritik tersebut dengan menjelaskan bahwa Indonesia sedang dalam masa transisi pasca-reformasi dan baru belajar berdemokrasi. Ia menyebutkan bahwa penegakan hukum tidak bisa dilakukan dengan pendekatan otoriter. Namun, yang paling menuai kontroversi adalah momen ketika Zulhas terlihat tersenyum dan tertawa kecil saat merespons keseriusan Ford.


Respons Emosional Ford: Ford terlihat frustrasi dengan tanggapan tersebut dan merespons dengan tegas, “Oke itu tidak lucu ya, itu tidak lucu. Hanya 18 persen yang tersisa... Itu menghancurkan.” Ford menekankan bahwa masalah lingkungan bukanlah isu yang bisa dianggap ringan.


Mengapa Video Ini Kembali Menjadi Sorotan?


Viralnya kembali video ini disebabkan oleh beberapa faktor yang relevan dengan kondisi saat ini:


Bencana Alam Terbaru: Bencana banjir bandang di Sumatera yang disinyalir kuat berhubungan dengan kerusakan hutan dan alih fungsi lahan memicu netizen untuk mencari akar masalah historis. Video lama ini kembali muncul sebagai konteks sejarah kebijakan kehutanan.


Relevansi Jabatan: Meskipun saat ini Zulkifli Hasan menjabat sebagai Menteri Perdagangan, rekam jejaknya sebagai mantan Menteri Kehutanan kembali diungkit, dengan beberapa pihak menyayangkan responsnya terhadap krisis deforestasi saat itu.


Isu Krisis Iklim Global: Isu lingkungan, termasuk deforestasi dan tata kelola lahan yang berkelanjutan, terus menjadi agenda utama internasional, membuat setiap tanggapan pejabat publik di masa lalu dianalisis ulang.

Klarifikasi dari Pihak Terkait


Menanggapi kontroversi yang berulang ini, Zulkifli Hasan dalam klarifikasi terdahulu pernah menjelaskan bahwa situasi wawancara tersebut terjadi dalam kondisi yang tidak biasa, dan ia merasa canggung karena proses syuting yang seperti berakting untuk sebuah film dokumenter.


Sementara itu, politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) juga membela Zulhas, menyatakan bahwa tidak relevan mengaitkan bencana alam yang terjadi pada 2025 dengan kebijakan yang dibuat Zulhas pada periode 2009-2014. Mereka juga menekankan bahwa selama menjabat, Zulhas pernah mengeluarkan moratorium izin pemanfaatan hutan yang dinilai signifikan menekan laju deforestasi.


Terlepas dari perdebatan kebijakan dan interpretasi respons, kembalinya video ini ke permukaan berfungsi sebagai pengingat keras bagi publik dan pemerintah tentang pentingnya tata kelola hutan yang bertanggung jawab dan komitmen serius dalam menghadapi krisis iklim.


Jika berbicara tentang tanggung jawab, ia tidak hanya berlaku pada alam, tetapi juga pada barang-barang yang kita miliki. Daripada membuang dan menambah sampah, lebih baik merawat dan memperpanjang usia. Tunjukkan komitmen Anda terhadap keberlanjutan dengan tidak cepat mengganti. Kunjungi website CleanWear Indonesia dan berikan perawatan premium (cuci dan reparasi) yang layak untuk sepatu dan tas kesayangan Anda, karena keberlanjutan dimulai

dari pilihan kecil.